Tokoh tokoh pendiri organisasi
indische partij
Dr. Ernest François
Eugène Douwes Dekker
|
|
Lahir
|
|
Meninggal
|
|
Pekerjaan
|
|
Pasangan
|
Clara
Charlotte Deije
Johanna P. Mossel Haroemi Wanasita (Nelly Kruymel |
Dr. Ernest François Eugène Douwes
Dekker (umumnya
dikenal dengan nama Douwes
Dekker atau Danudirja Setiabudi; lahir di Pasuruan, Hindia-Belanda, 8
Oktober 1879 – meninggal
di Bandung, Jawa Barat, 28
Agustus 1950 pada umur 70 tahun) adalah seorang pejuang
kemerdekaan dan pahlawan
nasional Indonesia.
Ia adalah salah seorang peletak
dasar nasionalisme Indonesia
di awal abad ke-20, penulis yang
kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia-Belanda, wartawan, aktivis politik, serta penggagas nama "Nusantara"
sebagai nama untuk Hindia-Belanda yang merdeka. Setiabudi adalah salah satu
dari "Tiga Serangkai"
pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia, selain dr.Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat.
Tjipto Mangoenkoesoemo
Dr. Cipto Mangunkusumo atau Tjipto
Mangoenkoesoemo (Pecangakan, Ambarawa, Semarang, 1886 –Jakarta, 8 Maret 1943) adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama
dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga
Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis
terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh dalamIndische
Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide
pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya
diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan aktivitas
politiknya, dan baru kembali 1917.
Dokter Cipto menikah dengan
seorang Indo pengusaha batik, sesama
anggota organisasi Insulinde, bernama Marie Vogel pada tahun
1920.
Berbeda dengan kedua rekannya
dalam "Tiga Serangkai" yang kemudian mengambil jalur pendidikan,
Cipto tetap berjalan di jalur politik dengan menjadi anggota Volksraad. Karena sikap radikalnya, pada
tahun 1927 ia dibuang oleh pemerintah penjajahan ke Banda.
Ki Hadjar Dewantara
|
|
Ki Hadjar Dewantara
|
|
|
|
Presiden
|
|
Pendahulu
|
Tidak ada, jabatan baru
|
Pengganti
|
|
|
|
Lahir
|
|
Meninggal
|
|
Agama
|
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian darisemboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.[2]
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959(Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)[3].
Anggota
indische patrij
Keanggota’an
indische patrij tersebar pada 30 cabang dengan jumlah anggota seluruhnya 7.300
orang ,sebagian orang indo.sedangkan anggota golongan orang bumiputera 1500
orang,kebanyakan orang terpelajar. INDISCHE PATRIJ cabang antara lain adalah
semarang,dengan jumlah anggota 1300 orang,Surabaya dengan jumlah anggota 850
orang.bandung dengan jumlah anggota 700 orang,Batavia dengan jumlah anggota 654
orang.
0 Diskusi:
Post a Comment